3 Product Improvement yang Wajib Dilakukan Google Calendar

Nur Kholik Kurniana Putra
8 min readJan 20, 2021
Personal calendar

Kalender digital kian akrab dengan keseharian sebagian besar masyarakat sekarang. Seiring meningkatknya penggunaan smartphone dan produktivitas sehingga bisa diasumsikan setiap orang memiliki 1 aplikasi kalender digital pada smartphone-nya.

Aplikasi kalender digital telah banyak berkembang. Tidak hanya bisa input agenda meeting, event, atau deadline kerjaan saja. Sekarang ini, kalender digital menjadi suatu produk wajib untuk meningkatkan produktivitas. Mulai dari perencanaan, sharing dengan co-workers, dan time management.

Fitur Unggulan

Beberapa Fitur unggulan google calendar adalah sebagai berikut :

  1. Color code
  2. Integrasi dengan banyak device dan email
  3. Sharing event dengan co-worker
  4. Tambahkan link file dan meeting link
  5. Integrasi app dalam lingkup google workspace

Fitur yang kelima menjadi favorit saya akhir-akhir ini. Saya tinggal lampirkan saja file baik itu docs, slide, ataupun lainnya. Sehingga pertama dapat reminder bisa langsung akses file secara langsung tanpa membuka tab baru.

Fitur diatas setidaknya yang sering saya gunakan selama mengerjakan project dan mengatur waktu pribadi maupun tim. Selain itu masih banyak fitur lainnya yang lebih mendasar hingga meningkatkan kepuasan user.

Improvement terakhir dari google yang sangat menarik yakni automatisasi event/meeting dari chat conversations. User yang sedang melakukan percakapan bisa langsung generate event-nya pada quick launch summary. Google calendar langsung membuat blok warna dengan nama event, tanggal, jam, dan anggota meeting secara otomatis. Fitur tersebut hanya berlaku di google workspace. Belum terintegrasi di app chating populer lainnya.

Dengan fitur baru tersebut saya yakin produktivitas bisa meningkat dengan mengurangi waktu membuat event. Hm, membuat event salah satu aktivitas yang jenuh bila dilakukan terus menerus. Saya bisa menduga akan ada cara lebih cepat yang bisa di lakukan untuk create event/reminder langsung ke google calendar.

Seiring dengan peningkatan user active, tentu permintaan dan keinginan setiap user semakin meningkat. Saya lalu cek di Google Play dan melihat beberapa komentar dan ratingnya. Saya integrasikan dengan pengalaman pribadi selama menggunakan app ini. Alhasil saya mendapatkan beberapa poin menarik ini :

1. Jump to Any Date

Analisis Masalah

Jump to any date sebetulnya sangat dibutuhkan bila user ingin meninjau kembali jadwalnya di waktu tertentu. Akan sangat membuang waktu bila harus cek dengan slide month to month. Bagaimana jadinya bila event yang ditinjau ditahun tahun mendatang.

Fitur ini menurut saya akan sangat membantu user. Pertimbangan apakah google perlu meninjau ini lebih jauh, karena fitur ini jadi salah satu fitur kunci dalam kalender digital.

Mari kita bayangkan bahwa fitur ini akan digunakan disaat saat tertentu saja. Terutama berkaitan dengan cek jadwal saat meeting, mengobrol, atau berencana menghadiri acara. Menurut saya kemudahan akses dan kecepatan menjadi poin penting.

Metrics

Metrics yang dapat membantu menjabarkan potensi fitur ini adalah Daily Active User (DAU) yang melakukan cek calendar dipadukan dengan bounce rate. Sehingga bisa terlihat berapa user yang hanya cek calendar dan tidak melakukan modifikasi calendar.

Metrics berikutnya berupa presentase trigger button dari jumlah seluruh DAU dan bounch rate harian. Dengan ini, team akan mengetahui button mana yang menarik perhatian baik user di desktop maupun mobile. Menurut saya, ini bisa menjadi dasar menyusun wireframe fitur ini.

Product Improvement

Metrics diatas menjadi dasar penentuan button untuk fitur ini. Asumsi selain metrics yang bisa digunakan bila tidak mendapat datanya adalah user lebih memiliki fokus yang tinggi pada center screen desktop atau mobile. Kemudian, user lebih menyukai interaksi secara langsung dengan app.

Asumsi yang demikian seketika bisa kita bayangkan bahwa fitur jump to date terletak di tengah screen, dengan interaksi scroll untuk date, month, dan year. Sehingga pada tengah screen ini tidak ada button lain selain jump to.

Trigger sebelum muncul tampilan tersebut dapat dipilih berdasarkan metrics yang dipilih. Namun demikian, bila saya tinjau untuk mobile dan desktop app memiliki orientasi yang berbeda. Pada mobile app, flying button di pojok kanan akan sangat sering digunakan. Sedangkan pada dekstop bisa jadi burger button, atau swipe date.

Tampilan google calendar baik mobile dan desktop sudah terfokus ke calendar dan eventnya. Pilihan view dari day, week, hingga month bisa menjadi opsi untuk mengatur jadwal tema-teman. Fitur ini tidak akan mengganggu itu, sehingga akan baik jika diintegrasikan dengan penunjuk month dan year. Yang sebelumnya tidak bisa dilakukan interaksi, namun ini ditambahkan fitur jump to date dan bisa dimulai dari klik atau tap bagian penunjuk month dan year.

2. Color code untuk task dan reminder

Analisis Masalah

Color code sudah dikenal lebih lama untuk create dan modifikasi event di google calendar. Dengan warna yang berbeda, user bisa membedakan jenis aktivitasnya hanya dengan melihat warnanya. Tentu ini sangat membantu dalam mengatur jadwal.

User dengan multi tasking yang tinggi akan sangat terbantu dengan ini. Cerita yang saya dapatkan dari reviews di Google Play yakni seorang ibu 3 anak yang mengatur jadwal harian untuk dirinya dan ketiga anaknya. Ibu ini bisa membedakan jadwal setiap anaknya dari warnanya. Jadwal seperti les piano, berenang, temu orang tua murid dengan mudahnya di representasikan dengan warna.

Akan tetapi itu hanya berlaku untuk event saja. Untuk task dan reminder hanya terdiri dari 1 warna. Warna bisa dibedakan jika user menggunakan jenis kalender lainnya. Mungkin ini tidak menjadi masalah, tetapi bila jumlah task/reminder yang dibuat sudah banyak dan jadwal yang sangat padat tentu akan sangat merepotkan.

Bukankah begitu?

Ukuran “repot” setiap user akan sangat berbeda. Sehingga diperlukan user interview untuk melihat bagaimana crowded nya mengatur jadwal. Atau mendapatkan gambaran seorang ibu dengan 3 orang anak tadi.

Pengalaman pribadi saya selama menggunakan app ini, lebih condong create event saja. Walaupaun sebetulnya hanya membutuhkan reminder. Menurut saya karena terbantukan dengan color code tadi. Kembali lagi jadwal saya tidak sepadat pebisnis dan profesional sehingga tidak terlalu terdampak.

Metrics

Metrics yang digunakan harus mampu menjawab beberapa pertanyaan seperti dalam sehari DAU terbanyak memodifikasi kalender melalui fitur apa saja. Tiga fitur utama berupa create event, task, dan reminder. Ketiga fitur ini memiliki fungsinya masing-masing. Dan saya pikir asumsi yang dapat digunakan bahwa setiap orang lebih familiar dengan fitur event. Selain color coding nya juga bisa atur event ini hanya dengan drag and drop saja ke timeline yang berbeda.

Metrics untuk mengukur bagaimana implementasi color code pada reminder dan task, bisa dilihat dari retention rate kedua fitur ini. Setelah dilakukan update dan color coding diimplementasi berapa presentase pergeseran user dari membuat event menjadi reminder dan task.

Saya pikir pada bagian ini dapat dijawab pada tahap evaluasi fitur produk. Sehingga saya langsung jump in ke product improvementnya.

Product Improvement

Disini kita bersama perlu memahami mengapa google membedakan event, reminder, dan task. Secara prinsip event digunakan untuk menuliskan meeting, event, atau keperluan tertentu yang membutuhkan waktu dan tidak bisa dilakukan berbarengan. Waktu yang spesifik sangat diperlukan. Sehingga pengkodean warna sudah sedari awal diterapkan.

Memahami reminder lebih mudah dibanding task. Pada fitur ini user bisa create reminder pada spesifik time. Tentu ini bukan perihal acara, tapi lebih bersifat hal kecil. Misalkan reminder untuk minum segelas air, memberi kartu ucapan ke teman yang ulang tahun, atau aktivitas kecil lainnya. Tentu ini hanya membutuhkan beberapa menit saja. Google membedakannya dengan memberi pengaturan untuk aktivitas yang repetitif.

Sedangkan task nampaknya hanya ditampilkan di awal hari saja. Baru-baru ini saja google memberikan pilihan task di assign di waktu spesifik atau all day. Perbedaan antara task dan reminder terleak pada deskripsi. Bisa jadi task ini diperuntukan untuk tugas-tugas dengan penjelasan. User dapat memberikan penjelasan di kolom tersebut, dan ini akan membantu dalam pengerjaan task.

Reminder dan task diletakkan pada format yang sama dengan event. Hal yang menjadi pertimbangan adalah jika ketiga fitur ini digunakan bersamaan, namun dengan sistem color code yang berbeda. Saya pikir ini dapat disiasati dengan menggunakan custom icon. Sehingga setiap user cek calendar, bisa membedakan antara event, task, dan reminder.

Icon pada task dan reminder dapat ditambahkan di sisi kanan setelah setting waktu. Sehingga secara cepat user dapat mengakses tersebut dan memilih icon yang sudah dicostumisasi.

Bagaimana, menarik?

3. Reminder untuk membuat reminder

Analisis Masalah

Topik masalah ini sangat menarik bagi saya. Saat ini saja, google calendar dapat membuat fitur reminder kepada user untuk do something. Tetapi, bila itu semua sudah sangat menyibukkan maka seringkali kita lupa untuk membuat reminder atau task.

Topik ini mengingatkan saya dengan fitu butler pada aplikasi Trello. Aplikasi untuk project/product management. Fitur tersebut menyediakan kemudahan untuk melakukan hal-hal dasar dalam pengoprasian board di trello. Fitur ini menjalankan tugasnya setelah sebelumnya di setting oleh user. Contoh kasus untuk butler adalah tandai di kolom “Done” seteleh card di geser ke board tertentu. Contoh lain, buat reminder ketika di kolom “Idea” kosong.

Studi kasus tadi dapat menjadi contoh google untuk improve produk kalendernya. Ini seringkali dirasakan ketika sudah jenuh dalam membuat reminder. Padahal reminder tersebut sangat membantu user dalam mengingat setiap aktivitas yang harus dilakukan. Sedikit bantuan mungkin perlu diberikan untuk user seperti ini.

Masalah spesifik yang dapat digambarkan yakni seputar jenis reminder apa yang harus di automatisasi. Apakah daily task, weekly, atau bahkan monthly task? Kemudian user seperti apa yang akan menggunakan fitur ini.

Fitur yang sudah dimiliki google calender sebelumnya yakni setting goal. Fitur ini bekerja menggunakan machine learning untuk mengatur jadwal user untuk memenuhi goal yang telah dibuat. Goal seperti olahraga, diet, belajar bahasa menjadi pilihan disana. Namun fitur ini hanya terbatas pada goal saja. Sehingga masalah terlalu jenuh bahkan lupa untuk membuat reminder bisa diselesaikan dengan fitur lainnya.

Metrics

Lagi-lagi DAU sangat dibutuhkan dalam memahami pain problem dari user. Lebih jauh lagi adalah memahami behavior dan habit dari user. Kapan waktu tersering user dalam membuat event/task/reminder, dan sebaliknya. Kapan setiap user aktif melihat kalender, dan kapan aktif memodifikasinya. Pola tersebut bisa menjadi dasar algoritma calender untuk membuat pola yang terkostumisasi setiap user.

Product Improvement

Penjabaran di bagian metrics, saya rasa sudah membuka inovasi. Pola yang telah didapat sebelumnya hanya akan menjadi data, bila fitur reminder to remind tidak diaktifkan. Namun, bila diaktifkan maka fitur akan bekerja dalam kondisi normal hingga user melakukan anomali. Saat anomali inilah fitur ini dapat memberikan notifikasi untuk membuat reminder.

Kostumisasi algoritma saya pikir perlu ditambahkan pada fitur ini. Seperti pada jam berapa user harus membuat agenda untuk esok hari. Atau algortima untuk memberi notifikasi bila terjadi tumpang tindih antara event dan task.

Pada akhirnya fitur ini akan menjadi personal assistant di google calender. Bila teman-teman bayangkan ini bisa menjadi masa depan untuk virtual manager pribadi yang mengatur waktu.

Akan tetapi perlu beberapa batasan dalam pengembangan aplikasi ini. Privasi setiap user tetap perlu dijaga. Algoritma yang bekerja hanya terbatas pada interaksi user dengan google calender saja.

Jadi menurut teman-teman, fitur ini akan bermanfaat?

Wrap up

Yup, demikianlah teman-teman. Analisis singkat saya terhadap beberapa fitur yang wajib ditingkatkan pada Google Calendar. Saya sangat mengapresiasi bila telah membaca hingga titik ini.

Tentu saja, ini hanya sebatas opini dari saya, dengan proses analitik seadanya dan hanya menggunakan asumsi. Namun demikian, bila ini dapat benar-benar bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas tentu saya akan merasa senang.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Read the original story on https://www.kholikputra.com/product-management/product-improvement-google-calendar/

--

--